Garasi Batik staf ahli menteri perindustrian doddy soepardi
mengatakan, indonesia bertekad menjadi rumah
batik dunia setelah unesco mengakui bahwa batik adalah warisan
budaya tak benda milik indonesia.
“sebagai
tindak lanjut dari pengakuan unesco itu, kami terus
melakukan kegiatan untuk mengembangkan batik,” kata doddy yang juga
duduk di dewan pembina yayasan Garasi Batik indonesia (ybi) di jakarta, baru-baru ini.
Doddy
mengatakan, dalam dua tahun terakhir indonesia giat
melakukan promosi Batik Cirebon di dalam dan luar negeri, terutama
melalui pameran Garasi Batik.
Di antaranya pameran batik warisan budaya di plasa kementerian
perindustrian, yang omsetnya mencapai rp 1,7 miliar dalam empat hari.
“Di samping hasil tersebut, para eksibitor juga mendapat peluang memasarkan produk Batik cirebon fesyennya di pasar ekspor selain Jepang karena tidak sedikit buyer melakukan kerja sama bisnis memiliki skala usaha hingga mancanegara,” katanya.
Ia mengemukakan, beberapa pebisnis Jepang yang hadir selain dari Tokyo Batik cirebon namun juga Hyogo, Osaka, Fukuoka, Kyoto, Nagoya dan Hokkaido. Menurut dia, selain pengunjung bisnis, paviliun Indonesia juga cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat Jepang pencinta Indonesia baik dari kalangan akademisi, profesional, dan pengusaha.
“Kehadiran Indonesia pada JFW-IFF 2012 mencerminkan antusiasme para pemangku kepentingan dunia fesyen nasional baik para desainer, perajin dan instansi pembina terkait,” katanya.
Hal Batik cirebon itu terlihat dari luas paviliun Indonesia tahun 2012 ini yang mencapai 19 booth, sementara tahun 2011 hanya berjumlah delapan booth. Dari jumlah peserta, eksibitor Indonesia yang berpartisipasi juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu dari 13 menjadi 30 peserta.
ekspor
Paviliun Indonesia itu hasil kerja sama kantor Atase Perdagangan KBRI di Tokyo, ITPC (Pusat Promosi Perdagangan Indonesia) Osaka, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan dan Ditjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian.